Skip to main content

Tentang Kami


Profil

Kaesar Brantas adalah gerakan pemuda yang lahir dari acara Great Indonesian Leader Summit 2018 yang diselenggarakan di Kota Batu, Jawa Timur pada 21-23 Juli 2018 yang lalu oleh Inovator Nusantara. Nama Kaesar Brantas diperoleh dari gabungan dua kata, yaitu Kaesar dan Brantas. KAESAR merupakan akronim dari Kampung Energi Swadaya Masyarakat, sedangkan BRANTAS merupakan singkatan dari Berani Tuntas.

Program utama gerakan ini adalah Kampung Energi Swadaya Masyarakat, yaitu program yang bertujuan untuk menciptakan kampung/desa yang mampu memenuhi kebutuhan energi lokal secara mandiri, utamanya kebutuhan akan sumber energi untuk memasak (gas), dengan cara mengolah limbah organik menjadi gas metana. Sedangkan Berani Tuntas bermakna, bahwa kami akan senantiasa totalitas dalam membimbing dan membina masyarakat setempat, hingga terciptanya sistem sumber energi swadaya terintegrasi bagi kampung/desa terkait.

Gerakan ini dibentuk dengan tujuan untuk turut menyukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030 Nomor 7, Energi yang Bersih dan Terjangkau di Indonesia. Langkah-langkah yang diambil untuk dalam menyukseskan TPB 2030 No. 7 di Indonesia adalah, antara lain
1.    Mempromosikan dan menyosialisasikan TPB No.7 secara aktif melalui kanal media sosial dan blog resmi Kaesar Brantas.
2.    Mendorong dan mengupayakan penyadaran masyarakat secara umum dan kawula muda secara khusus mengenai pentingnya penerapan Energi yang Bersih dan Terjangkau.
3.    Berupaya secara aktif, baik melalui seminar, workshop maupun kegiatan lainnya dalam mendorong dan mewujudkan penggunaan sumber energi yang bersih secara nyata.

Visi
Gerakan ini memiliki visi untuk “mewujudkan akses terhadap sumber energi yang terjangkau, bersih, berkelanjutan, dan modern bagi seluruh kalangan masyarakat di Indonesia pada 2030”

Misi
            Adapun misi yang kami emban adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya TPB PBB No. 7
  2. Menanamkan budaya bersih dan hemat energi.
  3. Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan dalam mewujudkan sumber energi yang bersih.
  4. Membina masyarakat untuk memanfaatkan limbah menjadi energi yang bersih dan terjangkau serta efisien.
  5. Memanfaatkan limbah sebagai sumber daya energi yang bersih, terjangkau, dan terbarukan.

Comments

Popular posts from this blog

Sekilas tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030

oleh Derry Tannama, Koordinator Kaesar Brantas Assalamu’alaikum warahmatullah, Hallo semua, kalian pasti pernah mendengar isu mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030 (TPB 2030), atau biasa juga disebut Sustainable Development Goals (SDGs 2030). Tapi, apakah kalian tahu apa itu TPB 2030? Penasaran? Tenang, kami akan membantu menjelaskannya kepada kalian, sehingga kalian tidak akan mati karena penasaran. Jadi, langsung saja yuk... TPB 2030 merupakan program Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan 17 poin utama dan 169 indikator pencapaian pembangunan global, yang memiliki tenggat waktu hingga tahun 2030. TPB dirancang untuk menerapkan peran partisipatif dari setiap elemen dan lapisan yang ada, mulai pemerintah, industri, akademisi, hingga organisasi dan komunitas masyarakat ( Non-govermental organisation/NGO ) dengan prinsip  Leave No One Behind  (Tidak Meninggalkan Satu Orangpun) . Prinsip  Leave No One Behind  berarti bahwa TPB harus mampu menjawab dua

Satu Artikel Lebih Dekat (SALD) bersama SDGs 2030 No. 7, Energi Bersih dan Terjangkau

Sumber energi yang bersih dan terjangkau telah menjadi pembahasan yang cukup populer dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini tidak jauh dari kenyataan bahwa masih banyak manusia yang belum tersentuh listrik, serta semakin tingginya tingkat pencemaran global sebagai efek samping penggunaan bahan bakar fosil yang kotor.  Oleh karenanya, PBB melalui program pembangunannya UNDP, merumuskan 17 poin penting Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030, dengan Energi Bersih dan Terjangkau menjadi salah satu poin dalam program PBB tersebut. Dilansir dari situs resmi UNDP, selama tahun 1990-2010 terjadi peningkatan jumlah orang dengan akses listrik sebanyak 1,7 Milyar jiwa di seluruh penjuru dunia. Angka ini, bersama dengan tingkat permintaan atas energi terjangkau diperkirakan akan terus mengalami peningkatan di masa-masa mendatang. Sayangnya, ketergantungan perekonomian global atas bahan bakar fosil dalam pemenuhan sumber energi global telah menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca,